"Hal ini berpotensi meningkatkan pendapatan perseroan secara signifikan, sebab temuan ini menjadi terobosan yang dinantikan oleh banyak industri penghasil emisi karbon agar mereka dapat mengupayakan penurunan emisi karbon sesegera mungkin," ujar Toufin.
"Atau setidaknya memulai langkah awal dengan mengadopsi teknologi baru penyerap karbon ini untuk ditempatkan pada sekitar lingkungan pabrik atau kantor," katanya.
Brigit Biofarmaka Teknologi merupakan emiten pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan resmi listing perdana pada 13 Januari 2025.
Pada sesi I perdagangan Kamis ini, saham OBAT turun 1,92 persen di Rp765. Meski demikian, harga saham OBAT sudah melonjak 118,57 persen dari harga penawaran umum perdana saham sebesar Rp350 per saham.
(Fiki Ariyanti)