Menurut Scicluna, kenaikan harga gas yang dipicu oleh terhentinya pasokan gas dari Rusia bakal memicu kenaikan suku bunga yang tinggi. Sehingga bila suku bunga semakin tinggi, diperkirakan bakal berisiko membuat obligasi sepi peminat, menekan harganya dan membuatnya bergerak berlawanan dengan performa imbal hasil.
"Suku bunga front-end sangat mengikuti nada pasar energi dan inilah yang mendorong mereka lebih tinggi pada Agustus," ujar Ahli Strategi Suku Bunga Senior ING, Antoine Bouvet, dalam laporan yang sama. (TSA)
Penulis: Ribka Christiana