Riset Bahana menyatakan BBTN juga akan terus memperkuat modal intinya sambil berupaya untuk menurunkan pinjaman bermasalah (net performing loan/NPL). Dalam penguatan modal, BBTN akan menggelar rights issue pada Desember 2022 mendatang.
Saat ini manajemen sedang dalam proses untuk melakukan penetapan harga akhir dan struktur rights issue. Target dana dari rights issue adalah Rp4,13 triliun, setara dengan 19,1 persen dari ekuitas dan 25,5 persen dari kapitalisasi pasar.
Dana dari rights issue akan meningkatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) menjadi 19 hingga 20 persen. Sebagai pemegang saham pengendali BBTN, dengan porsi kepemilikan sebesar 60 persen, pemerintah menyatakan siap menyerap seluruh rights senilai Rp2,48 triliun melalui penyertaan modal negara (PMN).
Sementara dalam penyelesaian NPL, BBTN berencana untuk melakukan penjualan aset secara massal.
“Ini akan memungkinkan BBTN untuk melepas sejumlah besar aset bermasalah untuk mengurangi loan at risk (LAR) secara signifikan,” tulis riset Bahana.