Nilai aset yang akan dilepas sebesar Rp1,07 triliun dan akan menurunkan biaya pencadangan senilai Rp 700 miliar. Program ini juga akan menurunkan NPL sebesar 0,06 persen dan LAR sebesar 0,18 persen.
Skema pelepasan aset ini akan melibatkan special purpose vehicle yang akan menjual aset tersebut kepada investor dan hasilnya akan digunakan untuk membeli surat berharga syariah atau sukuk yang diterbitkan pihak lain.
Menurut Bahana, program ini sedang menunggu persetujuan dari regulator dengan target penyelesaian pada kuartal IV-2022. Bahana memberikan rekomendasi beli untuk saham BBTN dengan target harga 12 bulan pada Rp1.950.
Nilai ini setara dengan kenaikan 29,14 persen dibandingkan harga saham BBTN pada penutupan perdagangan Senin (21/11/2022) sebesar Rp1.510.
Target harga dari Bahana tersebut setara dengan 0,75x nilai buku (price to book value) atau di bawah 1x nilai buku. Target nilai buku dari BBTN ini lebih rendah dibandingkan peer group karena BBTN memiliki rasio intermediasi (loan to deposits ratio) yang tinggi dan net interest margin (NIM) yang rendah.