Ruddy menambahkan, stabilnya industri pengolahan atau smelter, menjadi peluang yang cukup menjanjikan bagi industri bijih nikel. Dia optimis permintaan bijih nikel dengan kadar tinggi akan meningkat, apalagi dengan ekspansi di smelter yang ada, terutama di daerah-daerah yang dekat dengan tambang Perseroan.
"Tentu kita optimis perkembangan ke depan itu kebutuhan ore nikel bisa melebihi 7-8 juta ton per bulan," kata dia.
Sementara itu, dengan eksplorasi yang terus menerus dilakukan, emiten yang belum lama ini melantai di Bursa berkeyakinan bahwa ke depan perusahaan dan anak perusahaan masih memiliki sumberdaya sekitar 28 juta ton lebih bijih nikel.
Dari 28 juta bijih nikel tersebut, lanjut Ruddy, tidak semua memiliki kadar tinggi namun juga terdapat bijih nikel dengan kadar rendah. Perseroan saat ini telah melakukan penjualan bijih nikel kadar rendah ke smelter yang ada.
Untuk jangka menengah dan jangka panjang Perseroan memiliki strategi menambah cadangan dengan melalui akuisisi atau maupun mencari tambang baru, dia berharap dapat mengerek kinerja perseroan dengan growth yang lebih tinggi lagi ke depannya.