Novel bilang, perseroan juga bakal lebih selektif memilih proyek Rekayasa, Pengadaan, dan Konstruksi atau Engineering-Procurement-Construction (EPC). Dalam hal ini, PTPP akan menggandeng tenaga ahli atau expertise yang punya kompetensi pada proyek EPC.
“Sehingga akan menambah profitabilitas dan menghasilkan performance yang lebih baik,” ucap Novel.
Sementara pada area investasi, perseroan melakukan asset recycling dan divestasi. PTPP berkomitmen untuk mempertimbangkan sisi risiko sebelum berinvestasi pada proyek baru, dan memastikan calon portofolio investasi sesuai dengan inti bisnis perseroan. Juga, mengedepankan creative market pada portofolio investasi.
“Serta pengelolaan liabilitas melalui beberapa cara, baik dari sisi partnership, refinancing, atau restrukturisasi,” jelas Novel.
Hingga Oktober 2023, PTPP mencatatkan perolehan kontrak baru senilai Rp29,31 triliun. Capaian tersebut meningkat 34,31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu senilai Rp21,82 triliun.
Kontrak baru tersebut didominasi oleh proyek dengan sumber dana pemerintah sebesar 42,47%, swasta sebesar 40,37%, dan BUMN sebesar 17,16%.
Sementara, perolehan kontrak baru tertinggi, yaitu pada sektor jalan dan jembatan sebesar 37,70%, gedung sebesar 26,68%, bendungan sebesar 9,00%, bandara sebesar 7,00%, perkeretaapian sebesar 6,72%, industri sebesar 4,84%, minyak dan gas sebesar 4,46%, power plant sebesar 2,58%, serta pelabuhan sebesar 1,02%.
(FAY)