“Memang meski ini surplus karena impornya turun tajam dan ekspornya turun, tapi ini tentu berita baik untuk mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2019 nanti,” imbuhnya.
Secara rinci, pria yang akrab disapa Kecuk ini menjelaskan, pada Februari 2019 sektor nonmigas yang masih mengalami surplus, sebaliknya migas mengalami defisit. “Nonmigas tercatat surplus sebesar USD793,6 juta,” kata dia.
Sedangkan pada nonmigas tercatat defisit USD464,1 juta. Terdiri dari minyak mentah yang mengalami defisit USD155 juta dan hasil minyak defisit USD978 juta, namun pada gas tercatat surplus USD669 juta.
“Jadi kita masih banyak pekerjaan rumah yang perlu kita pikirkan bagaimana kita harus pacu ekspor dengan buat diversifikasi pasar dan produk yang kompetitif, dan di satu sisi kita juga tetap perlu kendalikan impor,” jelasnya. (*)