sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Bergerak Variatif, Diselimuti Deal Berakhirnya Shutdown AS

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
13/11/2025 09:10 WIB
Bursa saham Asia bergerak beragam pada Kamis (13/11/2025), di tengah kabar bahwa Kongres Amerika Serikat (AS) akhirnya mencapai kesepakatan.
Bursa Asia Bergerak Variatif, Diselimuti Deal Berakhirnya Shutdown AS. (Foto: Reuters)
Bursa Asia Bergerak Variatif, Diselimuti Deal Berakhirnya Shutdown AS. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia bergerak beragam pada Kamis (13/11/2025), di tengah kabar bahwa Kongres Amerika Serikat (AS) akhirnya mencapai kesepakatan untuk mengakhiri penutupan (shutdown) pemerintahan terpanjang dalam sejarah negeri itu.

Langkah tersebut memicu optimisme bahwa aktivitas ekonomi dan layanan publik AS akan segera kembali normal, memberi angin segar bagi sentimen pasar global.

Menurut data pasar, pukul 08.59 WIB, Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,23 persen, TOPIX mendaki 0,73 persen, KOSPI Korea Selatan terkerek 0,14 persen, dan Shanghai Composite terapresiais 0,13 persen.

Berbeda, Hang Seng Hong Kong turun 0,18 persen, STI Singapura melemah 0,02 persen, dan ASX 200 Australia tergerus 1,09 persen.

Melansir dari Reuters, kesepakatan untuk mengakhiri penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat (AS) akhirnya lolos di Kongres pada Rabu (12/11) waktu setempat.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS menyetujui paket kebijakan untuk memulihkan bantuan pangan yang sempat terhenti, membayar ratusan ribu pegawai federal, dan menghidupkan kembali sistem pengendalian lalu lintas udara yang lumpuh.

DPR yang dikuasai Partai Republik meloloskan rancangan tersebut dengan suara 222 banding 209.

Dukungan Presiden AS Donald Trump berperan besar dalam menjaga kesolidan partainya di tengah penentangan keras dari Partai Demokrat, yang kecewa karena kebuntuan panjang di Senat gagal menghasilkan kesepakatan untuk memperpanjang subsidi asuransi kesehatan federal.

Rancangan undang-undang itu sebelumnya telah disetujui Senat, dan Gedung Putih menyatakan Trump akan menandatanganinya menjadi undang-undang pada Rabu malam, menandai berakhirnya penutupan pemerintahan tersebut.

Kesepakatan ini memperpanjang pendanaan pemerintah hingga 30 Januari, yang berarti defisit federal akan terus bertambah sekitar USD1,8 triliun per tahun dari total utang nasional yang kini mencapai USD38 triliun.

Meski demikian, tidak ada pihak yang benar-benar dianggap menang. Survei Reuters/Ipsos yang dirilis pada Rabu menunjukkan 50 persen warga Amerika menyalahkan Partai Republik atas penutupan ini, sementara 47 persen menuding Partai Demokrat.

Pemungutan suara ini juga menandai hari pertama DPR kembali bersidang sejak pertengahan September, setelah masa reses panjang yang dimaksudkan untuk menekan Partai Demokrat.

Kembalinya DPR ke masa sidang juga membuka jalan bagi pemungutan suara terkait publikasi seluruh dokumen tidak rahasia tentang mendiang Jeffrey Epstein, pelaku kejahatan seksual, yang hingga kini masih ditolak oleh Johnson dan Trump. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement