IDXChannel - Bursa saham di kawasan Asia bergerak variatif pada perdagangan tengah hari ini, Senin (22/11/2021). Namun, sebagian besar investor saat ini mengkhawatirkan lonjakan kasus covid-19 yang kembali melonjak di negara-negara Eropa dan Asia.
Selain itu, investor juga tengah memperhitungkan risiko kemungkinan Federal Reserve Amerika Serikat mempercepat pengurangan aset (tapering).
Hingga pukul 11:17 WIB, Nikkei 225 Jepang (N225) merosot -0,19 persen di 29.690, Kospi Korea Selatan (KS11) naik 1,23 persen di 3.007,68, menjelang pengumuman Bank of Korea pada Kamis depan (25/11).
Hang Seng Hong Kong (HSI) anjlok -0,30 persen di 24.975,00, dan Shanghai Composite China (SSEC) naik 0,65 persen di 3.583,37, menyusul langkah People's Bank of China (PBOC) yang mempertahankan suku bunga pinjaman di 3,85 persen.
Sedangkan Indonesia Composite Index / IHSG mengalami tekanan jelang penutupan sesi pertama di level 6.695,276.
Melonjaknya jumlah kasus COVID-19 di Eropa memaksa Austria memberlakukan lockdown mulai Senin (22/11), sedangkan Jerman juga turut memperketat pembatasan mobilitasnya.
Terlepas dari kekhawatiran atas meningkatnya jumlah kasus COVID-19 saat musim dingin, tingkat inflasi yang tinggi mendorong bank sentral dapat memperketat kebijakan moneter.
Wakil Ketua Federal Reserve / Bank Sentral AS, Richard Clarida, Gubernur Christopher Waller, dan Presiden Fed St. Louis James Bullard mengindikasikan bahwa mereka bakal mempercepat laju pengurangan aset. Adapun hal tersebut kemungkinan bakal didiskusikan pada pertemuan bank sentral berikutnya di bulan Desember.
"Apa yang mungkin kita lihat minggu ini adalah lebih banyak datang dari komentar anggota Fed yang mensosialisasikan gagasan pengurangan QE lebih cepat," kata Kepala Ekonom Prestige Economics Jason Schenker mengatakan kepada Bloomberg, Senin (22/11).
Jika gagasan mereka (Fed) itu keluar, maka dapat meningkatkan kemungkinan bahwa pengurangan yang diumumkan pada bulan Desember akan lebih cepat terjadi daripada awal November," pungkasnya. (RAMA)