sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Menguat di Tengah Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
05/08/2025 10:08 WIB
Bursa saham Asia kembali menguat pada Selasa (5/8/2025), seiring meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga.
Bursa Asia Menguat di Tengah Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed. (Foto:
Bursa Asia Menguat di Tengah Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed. (Foto:

IDXChannel – Bursa saham Asia kembali menguat pada Selasa (5/8/2025), seiring meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mengambil langkah untuk melonggarkan kebijakan moneter.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street melonjak pada Senin berkat laporan keuangan yang umumnya positif serta meningkatnya spekulasi pemangkasan suku bunga pada September, menyusul data ketenagakerjaan yang mengecewakan pada Jumat lalu.

Di Jepang, indeks Nikkei bangkit setelah data menunjukkan lonjakan aktivitas sektor jasa pada Juli. Nikkei 225 meningkat 0,71 persen, Topix naik 0,76 persen.

"Ada tanda-tanda pelemahan di sejumlah sektor ekonomi AS, yang memperkuat pandangan bahwa jika bukan pada September, pemangkasan suku bunga oleh The Fed tetap berada di jalur untuk terjadi dua kali tahun ini," ujar ahli strategi mata uang senior di National Australia Bank, Rodrigo Catril, dikutip Reuters.

Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,6 persen pada perdagangan awal. Kemudian, Shanghai Composite tumbuh 0,44 persen, KOSPI Korea Selatan terkerek 0,92 persen, STI Singapura 0,41 persen, dan ASX 200 Australia mendaki 1,00 persen.

Peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada September kini mencapai sekitar 94 persen, menurut CME FedWatch, naik dari 63 persen pada 28 Juli. Pelaku pasar juga memperkirakan setidaknya dua kali pemangkasan sebesar seperempat poin hingga akhir tahun ini.

Data nonfarm payrolls (NFP) yang mengecewakan pada Jumat lalu semakin memperkuat alasan bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga. Situasi makin memanas setelah Trump memecat kepala biro statistik tenaga kerja yang bertanggung jawab atas data tersebut.

Kabar bahwa Trump juga akan mengisi satu posisi gubernur di Dewan The Fed dalam waktu dekat turut menimbulkan kekhawatiran akan adanya intervensi politik dalam kebijakan suku bunga.

Trump kembali mengancam akan menaikkan tarif barang dari India, dari level 25 persen yang diumumkan bulan lalu, terkait pembelian minyak Rusia. Pemerintah India menyebut ancaman tersebut tidak berdasar dan menegaskan akan melindungi kepentingan ekonominya.

Musim laporan keuangan kuartal II-2025 di AS hampir berakhir, tetapi investor masih menantikan kinerja dari sejumlah perusahaan besar seperti Walt Disney dan Caterpillar yang akan diumumkan pekan ini.

Saham-saham teknologi unggulan seperti Nvidia, Alphabet, dan Meta melonjak semalam, sementara Palantir Technologies kembali menaikkan proyeksi pendapatannya untuk kedua kalinya tahun ini karena tingginya permintaan terhadap layanan kecerdasan buatannya. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement