sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Menguat, Nikkei Jepang Cetak Rekor Baru

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
11/09/2025 09:56 WIB
Bursa saham Asia menguat pada Kamis (11/9/2025), seiring indeks Nikkei Jepang mencetak rekor tertinggi baru dan kenaikan di Wall Street semalam.
Bursa Asia Menguat, Nikkei Jepang Cetak Rekor Baru. (Foto: Reuters)
Bursa Asia Menguat, Nikkei Jepang Cetak Rekor Baru. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia menguat pada Kamis (11/9/2025), seiring indeks Nikkei Jepang mencetak rekor tertinggi baru dan kenaikan di Wall Street semalam.

Menurut data pasar, hingga pukul 09.39 WIB, Nikkei 225 Jepang menyentuh rekor anyar, naik 1,05 persen, setelah sempat menyentuh rekor 44.251,65 di awal perdagangan. Sementara itu, indeks Topix terkerek 0,14 persen.

Kenaikan pasar saham Jepang didorong saham SoftBank Group yang mengikuti reli emiten teknologi di Wall Street berkat optimisme pertumbuhan bisnis cloud berbasis AI.

“SoftBank Group mendongkrak Nikkei, karena diuntungkan ekspektasi bisnis cloud akan terus berkembang setelah lonjakan saham Oracle,” ujar Kepala Strategi Daiwa Securities, Yugo Tsuboi, dikutip Reuters.

Saham Oracle melonjak 36 persen semalam—kenaikan harian terbesar sejak 1992—setelah perusahaan itu melaporkan lonjakan permintaan layanan cloud dari perusahaan AI. Sentimen tersebut juga membantu S&P 500 dan Nasdaq kembali mencetak rekor penutupan pada Rabu.

Investor teknologi SoftBank Group melesat 9 persen, sementara produsen peralatan uji chip Advantest naik 3,54 persen. Saham pembuat kabel Fujikura, yang sering dipandang sebagai barometer investasi pusat data, juga menguat 4 persen.

Namun, Tsuboi menambahkan, “Investor belum sepenuhnya bullish pada saham Jepang. Jika pasar benar-benar optimistis terhadap prospek ekonomi Jepang, seharusnya saham perbankan ikut menguat, tapi justru lemah hari ini.”

Pasar Negeri Sakura tetap diliputi ketidakpastian soal arah kenaikan suku bunga Bank of Japan (BOJ), yang masih menimbang inflasi domestik dan dampak ekonomi dari tarif impor AS.

Pergantian perdana menteri Jepang bulan depan juga bisa menjadi alasan BOJ menahan laju kenaikan bunga.

Saat ini, pasar memperkirakan peluang 59 persen BOJ akan menaikkan suku bunga 25 basis poin ke 0,75 persen pada pertemuan kebijakan Desember.

Indeks Shanghai Composite juga terapresiasi 0,26 persen, KOSPI Korea Selatan mendaki 0,24 persen, STI Singapura naik tipis 0,01 persen, dan CSI 300 China mendaki 0,48 persen.

Berbeda, Hang Seng Hong Kong melemah 1,07 persen dan ASX 200 Australia tergerus 0,40 persen.

Wall Street Cetak Rekor

Indeks S&P 500 dan Nasdaq kembali membukukan rekor penutupan pada Rabu waktu setempat, meski keduanya ditutup jauh dari level tertinggi harian. Investor memilih berhati-hati menjelang rilis data inflasi konsumen AS pada Kamis.

Pada sesi pagi, laporan indeks harga produsen (PPI) AS yang lebih rendah dari perkiraan mendorong bursa menguat. Data tersebut menjaga ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pekan depan.

“Kita mendapat kabar baik dari PPI. Harga grosir justru turun, terutama secara tahunan. Itu memberi dorongan bagi investor,” kata Kepala Ekonom Pasar di Spartan Capital Securities, Peter Cardillo.

Namun menjelang penutupan, banyak investor merealisasikan keuntungan. “Alasannya jelas, mereka ingin main aman sebelum data inflasi konsumen dirilis besok,” ujarnya.

Cardillo menambahkan, “Saya tidak berharap ada penurunan besar secara tahunan. Tapi jika ternyata inflasi konsumen jatuh signifikan, itu bisa jadi sinyal inflasi akibat tarif mulai mereda, dan bisa membuka peluang pemangkasan suku bunga 50 basis poin pekan depan.”

The Fed diperkirakan memangkas suku bunga setidaknya 25 basis poin pada pertemuan pekan depan, di tengah kekhawatiran melemahnya pasar tenaga kerja.

Sentimen positif Wall Street juga ditopang lonjakan saham Oracle sebesar 36 persen. Perusahaan tersebut melaporkan lonjakan permintaan layanan cloud dari perusahaan AI dan meneken empat kontrak bernilai miliaran USD dengan tiga klien pada kuartal Agustus. Sektor teknologi S&P 500 naik 1,8 persen, dengan Nvidia menguat 3,8 persen.

Survei Reuters terhadap ekonom memperkirakan inflasi konsumen (CPI) naik 0,3 persen pada Agustus setelah 0,2 persen di Juli. Secara tahunan, harga konsumen diperkirakan meningkat 2,9 persen setelah sebelumnya 2,7 persen. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement