Di sisi lain, terjadi peningkatan harga sewa kontainer yang dipicu oleh kelangkaan jumlah kontainer pada pelabuhan keberangkatan dan pelabuhan tujuan. Demikian juga dengan harga freight yang melambung tinggi turut membebani perseroan.
Kondisi ini mengakibatkan kinerja terganggu. Pasar utama ekspor KAYU menjadi tidak mudah diakses dan mengalami perlambatan kinerja. Dapat dikatakan, perusahaan kehilangan mayoritas penjualan sehingga kinerja perseroan mengalami penurunan cukup signifikan.
Kinerja yang berat itu tercermin dalam laporan kuartal I 2021. KAYU mencetak penjualan bersih hingga Rp 2,64 miliar dan laba bersih Rp 128,81 juta. Capaian tersebut melorot dibanding periode yang sama tahun 2020 yang bisa mencetak penjualan bersih hingga Rp 24,3 miliar dan laba bersih Rp 1,09 miliar.
Adapun di kuartal I 2021, total pengapalam KAYU mencapai 28 kontainer dengan volume 566,22 meter kubik.
"Dapat diperkirakan bahwa dari ekspose jumlah dan volume kontainer di atas, Perseroan sedang mengalami kerugian berjalan yang disebabkan adanya biaya-biaya yang terus meningkat sementara penjualan mengalami penurunan cukup tajam," jelasnya.