IDXChannel - Tren kepercayaan konsumen Indonesia menunjukkan pelemahan dalam setahun terakhir, seiring meningkatnya ketidakpastian global dan penyesuaian domestik pasca perubahan kepemimpinan nasional.
Berdasarkan data Bank Indonesia, indeks keyakinan konsumen (CCI) terus melemah sejak Mei 2025 dan kini berada di bawah level 120. Per September 2025, CCI tercatat di posisi 115, turun dari 117,2 pada Agustus dan menjadi level terendah sejak April 2022.
Kondisi ini mencerminkan sikap kehati-hatian masyarakat dalam berbelanja, terutama untuk produk nonkebutuhan pokok.
Analis Phintraco Sekuritas, Muhamad Heru Mustofa menilai, sikap hati-hati ini selaras dengan ketidakpastian ekonomi global serta masa transisi pemerintahan di dalam negeri yang menimbulkan penyesuaian jangka pendek terhadap pola konsumsi.
Dari sisi inflasi, laju kenaikan harga barang dan jasa juga meningkat pada September 2025. Inflasi tercatat sebesar 2,65 persen (yoy), dengan kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau naik 5,01 persen (yoy).
Tekanan harga tersebut dinilai dapat menggerus daya beli, terutama di segmen masyarakat menengah ke bawah. Namun, peluncuran paket stimulus ekonomi 2025 oleh pemerintah diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat di tengah tekanan inflasi.
Heru juga mencatat bahwa pergerakan harga bahan baku sepanjang sembilan bulan pertama 2025 (9M25) cenderung bervariasi. Rata-rata harga CPO, kakao, dan kopi naik, sementara gandum turun.
Secara kuartalan, harga kakao dan gandum menunjukkan tren penurunan, sedangkan kopi relatif stabil pada kuartal III-2025. Kondisi ini dinilai berpotensi mendukung pemulihan profitabilitas emiten sektor F&B pada paruh kedua 2025, meskipun ruang pemulihannya masih terbatas akibat harga CPO yang tetap tinggi.
Selain itu, pemulihan harga live bird dan day old chick (DOC) berlanjut hingga September 2025. Kenaikan harga ini merupakan dampak dari program culling yang dilaksanakan pemerintah sejak April hingga Juli 2025.
Harga ayam hidup tercatat naik 22 persen secara bulanan (MoM) menjadi Rp22.835 per kilogram, sementara harga DOC meningkat 11,8 persen MoM menjadi Rp6.639 per ekor.
"Jika tren pemulihan harga ayam hidup dan DOC berlanjut, maka profitabilitas emiten unggas di kedua segmen tersebut berpotensi meningkat,” tulis Heru dalam risetnya, Kamis (23/10/2025).
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Phintraco Sekuritas mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor F&B dan unggas.
Saham unggulan (top picks) yang direkomendasikan adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan nilai wajar Rp9.650 per saham, serta PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dengan nilai wajar Rp2.720 per saham.
(DESI ANGRIANI)