Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini juga mengalami penurunan sebesar 0,05 persen, ditutup berada pada posisi 7.235,152 dari 7.238,785 pada penutupan pekan lalu.
Rata-rata nilai transaksi harian saham juga mengalami penurunan sebesar 4,37 persen menjadi Rp10,03 triliun dari Rp10,49 triliun pada sepekan yang lalu.
Rata-rata frekuensi transaksi harian saham turut mengalami perubahan sebesar 7,34 persen menjadi 1.032.639 kali transaksi dari 1.114.490 kali transaksi pada sepekan lalu.
Meski jelang libur Imlek 2024, investor asing pada Rabu (7/2/2024) mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp1,43 triliun dan sepanjang tahun 2024 investor asing telah mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp12,38 triliun.
Berikut adalah lima saham yang paling banyak diburu asing sepekan. (Lihat tabel di bawah ini.)
BMRI
Emiten bank big cap, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatatkan net foreign buy sebesar Rp1,1 triliun. Angka ini melesat signifikan dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai Rp360,4 miliar. Kinerja saham BMRI juga ditutup moncer naik 1,46 persen di harga Rp6.950 per saham pada penutupan perdagangan Rabu (7/2/2024). Ini juga menjadi rekor tertinggi (all time high) saham BMRI.
Selera asing terhadap saham bank pelat merah nampaknya tersengat sentimen kinerja keuangan yang solid. BMRI tercatat meraih laba bersih konsolidasi Rp55,1 triliun sepanjang 2023 alias melonjak 33,7 persen.
BMRI juga mencatatkan total aset konsolidasi mencapai Rp2.174,2 triliun di akhir 2023, naik 9,12 persen yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp1.992,5 triliun.
BMRI juga mencatatkan kenaikan penyaluran kredit yang mencapai Rp1.398,1 triliun, alias melesat 16,3 persen secara tahunan.
Pertumbuhan kredit BMRI juga terjadi di seluruh segmen dan didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp490 triliun, tumbuh 18,3 persen yoy pada akhir 2023.
BMRI juga mencatatkan kredit komersial positif dengan pertumbuhan tertinggi dibanding segmen lain, yaitu sebesar 21,2 persen yoy menjadi Rp238 triliun pada periode yang sama.
BBRI
Selanjutnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga menjadi yang paling banyak diincar asing. Nilainya pun sama dengan BMRI yang mencapai Rp1,1 triliun dalam sepekan. Saham BBRI ditutup menguat 0,43 persen pada Rabu (7/2/2024) dan dalam sepekan sudah menguat 2,63 persen). Dengan ini BMRI dan BBRI menjadi saham yang paling banyak diborong asing pekan ini.
Kinerja keuangan BBRI mencatatkan rekor kinerja sepanjang 2023. Laba bersih konsolidasi bank pelat merah ini mencapai Rp60,43 triliun, tertinggi di antara yang lainnya.
Ini merupakan catatan sejarah baru di mana BBRI pernah meraih laba tertinggi sebelumnya mencapai Rp51,4 triliun pada 2022.
BBRI mencatatkan kenaikan pendapatan bunga bersih senilai Rp135,18 triliun. Angka ini naik dari 2022 yang hanya mencapai Rp124,59 triliun.
BBRI juga mencatatkan kenaikan pendapatan non bunga 12,61 persen yoy menjadi Rp53,29 triliun. Kontribusi terbesar pendapatan ini ditopang pos komisi dan administrasi yang mencapai Rp20,74 triliun.
BRI juga menorehkan pertumbuhan kredit 11,2 persen menjadi Rp1.266,4 triliun. Kinerja moncer ini membuat aset bank yang terkenal dengan kredit ultra mikro ini mencapai Rp1.965 triliun. Dengan ini, BBRI mencatatkan kenaikan aset mencapai sekitar 5,36 persen yoy.
BBCA
Saham emiten bank swasta terbesar di Indonesia BBCA mencatatkan beli asing (net foreign buy) mencapai Rp726,2 miliar, angka yang tak terlalu jauh dibanding pekan sebelumnya mencapai Rp727,6 miliar. Saham BBCA ditutup moncer 0,78 persen pada Rabu (7/2/2024) dan dalam sepekan menguat 1,57 persen di level Rp9.700 per saham.
Emiten perbankan swasta terbesar di RI milik Hartono Bersaudara ini mencatatkan laba bersih konsolidasi mencapai Rp48,6 triliun sepanjang 2023. Angka ini meroket 19,4 persen dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
BBCA mencatatkan bunga bersih perusahaan dan entitas anak usaha mengalami kenaikan 17,5 persen secara tahunan menjadi Rp75,4 triliun. Adapun pendapatan selain bunga tumbuh 5,5 persen menjadi Rp23,9 triliun.
BBNI
Selanjutnya, saham bank pelat merah lainnya, yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) juga mencatatkan net foreign buy keempat terbesar dengan transaksi mencapai Rp572,9 miliar.
Saham BBNI justru memerah 0,43 persen pada perdagangan terakhir pekan ini di level Rp5.750 per saham.
BBNI mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang 2023 mencapai Rp21,11 triliun. Angka ini naik 14,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu Rp18,48 triliun di 2022.
Pertumbuhan laba BBNI ditopang pendapatan bunga bersih secara konsolidasi sebesar Rp41,28 triliun pada periode yang sama, turun tipis 0,11 persen dibanding capaian periode yang sama 2022 sebesar Rp41,32 triliun.
TLKM
TLKM berada di urutan kelima saham paling banyak diburu asing. Tercatat, asing membeli saham TLKM mencapai Rp517,8 miliar, angka ini meningkat dari beli asing pekan lalu sejumlah Rp422 miliar. Saham TLKM juga menguat 0,51 persen sepekan di level Rp3.980 per saham.
(YNA)