Ia menambahkan, emiten tambang batu bara Grup Bakrie dan Grup Salim BUMI juga mencatatkan katalis signifikan dalam beberapa pekan terakhir. “Serta BUMI yang berhasil mendapat persetujuan kuasi reorganisasi di RUPS beberapa pekan lalu,” ujarnya.
Dalam analisis teknikal, Michael menyebut masing-masing saham memiliki target harga yang cukup jelas. “Secara teknikal, BUMI memiliki target ke 285, TINS di 3.800 serta BRMS di 1.100,” kata dia.
Dari pergerakan sepekan, BUMI mencatat lonjakan 53,33 persen, sementara TINS naik 3,53 persen, dan BRMS turun 1,03 persen.
Di pasar komoditas, harga batu bara pada 13 November 2025 berada di USD109,55 per ton, naik tipis 0,05 persen dibanding sehari sebelumnya. Dalam sebulan terakhir harganya menguat 5,54 persen, meski masih 22,58 persen lebih rendah dibanding tahun lalu, berdasarkan data Trading Economics.
Untuk timah, yang berkaitan dengan TINS, kontrak berjangka (futures) menguat ke atas USD37.000 per ton pada November, level tertingginya sejak April. Kenaikan ini dipicu prospek permintaan yang tetap solid dan pasokan yang masih terbatas.