Konsensus pasar sendiri menilai The Fed baru akan menurunkan suku bunga pada rapat FOMC September.
Menurut Sucor, langkah BI tersebut berpotensi memperkuat nilai tukar rupiah hingga akhir tahun di kisaran Rp15.500 per USD. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun diproyeksikan turun ke level 5,50 persen.
Kebijakan fiskal dalam negeri juga menjadi sorotan. “Kami menilai, kebijakan anggaran Indonesia yang berpadu dengan kondisi ekonomi global yang cenderung melemah masih mendukung arah pelonggaran suku bunga,” ujar Co-Head Fixed Income Asia (di luar Jepang) PineBridge Investments, Omar Slim, dikutip Reuters.
“Dengan inflasi yang relatif jinak, selama rupiah mampu mempertahankan penguatan, kami memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan tetap bernuansa dovish pada kuartal IV-2025,” kata Ekonom Senior DBS Radhika Rao.
“Otoritas moneter juga akan mendorong transmisi dari total pemangkasan suku bunga sebesar 100 basis poin yang telah dilakukan sejauh ini,” imbuh Radhika.