sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Diminati Investor Asing, Potensi Sektor Migas Non Konvensional RI Menjanjikan

Market news editor Rizky Fauzan
26/07/2022 05:19 WIB
Indonesia memiliki potensi besar di sektor Migas Non Konvensional (MNK).
Diminati Investor Asing, Potensi Sektor Migas Non Konvensional RI Menjanjikan (foto: MNC Media)
Diminati Investor Asing, Potensi Sektor Migas Non Konvensional RI Menjanjikan (foto: MNC Media)

IDXChannel - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, mengklaim Indonesia memiliki potensi besar di sektor Migas Non Konvensional (MNK). Karenanya, Dwi bakal terus berusaha dan mengupayakan pengembangan kekayaan Indonesia di jenis komoditas tersebut.

Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 05 Tahun 2012, migas non konvensional adalah minyak dan gas bumi yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya minyak dan gas bumi dengan permeabilitas yang rendah (low permeability), antara lain shale oil, shale gas, tight sand gas, gas metana batubara (coal bed methane), dan methane-hydrate. 

Dwi menuturkan, dalam hal potensi migas non konvensional itu, SKK Migas mencatatkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. 

"Diperlukan fleksibilitas dan agresivitas dalam mendukung target 1 juta barel minyak per hari pada 2030 mendatang," ujar Dwi, Senin (25/7/2022). 

Diungkapkannya, untuk memenuhi target tersebut salah satunya dengan kebijakan melalui pemberian insentif untuk pengembangan migas non konvensional.

"Kita sudah menghadapi potensi baru di Indonesia yakni migas non konvensional yang cadangannya cukup besar dan sudah dilirik investor dari luar negeri," tutur Dwi.

Menurut Dwi, pengembangan migas non konvensional sudah tidak bisa lagi mengacu pada fiscal terms yang saat ini diperuntukkan untuk pengembangan migas konvensional.

"Sehingga perlu adanya perbaikan sehingga ekonomis untuk dikembangkan. Karena sudah jauh berbeda nah ini harus diantisipasi kalau ada payung hukumnya jadi besar," ungkap Dwi. 

Ditambahkan Plt Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Mohammad Kemal, bahwa potensi paling besar saat ini untuk migas non konvensional ada di Sumatera Tengah. Selain itu ada juga di Sumatera Utara dan Kalimantan Timur, namun dengan kapasitas yang masih kecil-kecil. 

"Kalau MNK fokusnya masih di WK Rokan. Kalau MNK ini kita menargetkan kitchen-nya itu. Rokan ini kan produksi paling gede jadi kita percaya kitchen pasti besar juga dong dan itu belum diproduksikan, maka kita percaya itu besar,” ujar Kemal. (TSA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement