Berdasarkan laporan keuangan ADRO di semester I/2022, terlihat sebagian besar kontribusi pendapatan Adaro berasal dari penjualan batu bara. Kenaikan average selling price (ASP) menjadi berkah bagi pemasukan ADRO yang mencapai total USD3,5 miliar, atau melejit 127% year on year (yoy), dengan laba inti melonjak 338% yoy sebesar USD1,4 miliar.
Dari keuntungan tersebut, perseroan mampu menghasilkan arus kas bebas sebanyak USD1,04 miliar. Nilai tersebut naik 221% yoy, meskipun anggaran belanja modal (capex) masih membengkak menjadi USD157 juta.
Sejalan dengan hal itu, ADRO juga menyumbang royalti kepada pemerintah bersama dengan beban pajak penghasilan menjadi total USD1,20 miliar, alias meningkat 315% yoy.
CEO Garibaldi Thohir beberapa waktu lalu menegaskan bahwa laba yang tinggi dapat memberikan dukungan finansial bagi perusahaan, setidaknya untuk memacu transformasi Grup Adaro di tahun-tahun mendatang.
"Karena kami melakukan investasi besar pada energi terbarukan, pengembangan kawasan industri hijau terbesar dunia, dan mendiversifikasi semakin jauh dari batu bara termal," kata Boy Thohir dalam keterangannya. (NIA)