IDXChannel - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan pekan lalu, Jumat (17/5/2024), berhasil surplus, dengan sukses menyentuh level 7.317.
Performa positif tersebut, menurut Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus, sedikitnya dipengaruhi oleh enam sentimen utama.
Keenam sentimen tersebut, menurut Angga, yaitu inflation rate YoY AS, indeks harga produksi MoM, penjualan ritel Amerika, klaim pengangguran di AS yang turun, sentimen harga nikel dan sentimen harga emas.
"Inflation rate YoY AS pada April turun ke level 3,4 persen, sesuai dengan konsensus, dan secara MoM turun ke level 0,3 persen, atau lebih rendah dari konsensus," ujar Angga, dalam keterangan resminya, Minggu (19/5/2024).
Selanjutnya, menurut Angga, indeks harga produksi MoM meningkat ke 0,5 persen atau lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones di angka 0,3 persen serta penurunan yang direvisi sebesar 0,1 persen pada Maret 2024 lalu.
Terkait sentimen penjualan ritel Amerika, pada April secara MoM penjualan ritel Amerika yang dilaporkan tidak mengalami perubahan, menyusul kenaikan yang direvisi ke bawah sebesar 0,6 persen pada Maret dan mengalahkan ekspektasi pasar yang diperkirakan naik sebesar 0,4 persen.
"Menariknya lagi, ada pula sentimen klaim pengangguran di AS yang turun sebesar 10.000 ke level 222.000 dibanding bulan sebelumnya, meski masih lebih tinggi dibanding konsensusnya di level 220.000," tutur Angga.
Sementara, terkait sentimen nikel dan emas, nikel bergerak mendekati USD21.000 per ton, tertinggi sejak September 2023, yang disebab oleh adanya kekhawatiran mengenai supply nikel akibat ketegangan yang terjadi di New Caledonia yang berkontribusi sebesar lima persen kepada supply nikel dunia.
"Harga emas sendiri pada pekan lalu menyentuh level USD2.397,4 per troy ons, yang merupakan imbas dari kehati-hatian para pelaku pasar dalam menilai arah pergerakan kebijakan moneter yang akan dilakukan oleh The Fed," ungkap Angga.
Sedangkan, terkait sentimen dan rekomendasi pasar untuk pekan ini, Angga cukup memfokuskan perhatiannya pada jumlah hari perdagangan yang hanya tersedia tiga hari di sepanjang minggu ini.
Atas pertimbangan tersebut, Angga mengimbau agar para trader lebih memerhatikan sejumlah sentimen yang diprediksi bakal memengaruhi pergerakan sejumlah saham.
"Sentimen yang wajib diperhatikan pada minggu ini datang dari AS (Amerika Serikat), yaitu ada initial jobless claims dengan konsensus turun dari 222K ke 220k, S&P Global Composite PMI yang diprediksi naik dari 51,3 ke 51,4, S&P Global Manufacturing PMI yang diprediksi naik dari 50 ke 50,1 dan S&P Global Services PMI dengan konsensus naik dari 51,3 ke 51,5," papar Angga.
Di lain pihak, dari dalam negeri, Angga menilai sentimen bakal datang dari suku bunga dengan konsensus tetap di 6,25.
Nikel sendiri, dikatakan Angga, akan terus naik jika aksi demonstrasi di New Caledonia tidak terselesaikan dan pastinya menghambat supply nikel dari negara tersebut.
Diketahui, New Caledonia memproduksi sekitar lima persen dari supply global, atau nomor tiga terbesar di dunia, setelah Indonesia dan Filipina.
"Tentu saja kondisi ini akan menguntungkan emiten nikel seperti NCKL, INCO, ANTM dan HRUM," urai Angga.
Berkaca pada data-data ekonomi dan sentimen di atas, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan tiga saham yang layak menjadi pilihan dalam tiga hari perdagangan, sejak Senin (20/5/2024) hingga Rabu (22/5/2024) mendatang.
Berikut ini tiga rekomendasi saham yang disajikan oleh PT Indo Premier Sekuritas
1. Buy INCO (Support: 4.650, Resistance: 5.000) disebabkan oleh harga nikel yang melonjak ke 20.944 atau tertinggi sejak Agustus 2023. INCO sendiri berhasil breakout dari trend sideways-nya sejak awal tahun dan membuat uptrend channel.
2. Buy on Pullback JPFA (Support: 1.335, Resistance: 1.645). Kinerja sektor broiler pada 1Q24 membaik dan outlook FY24 juga cerah. Jika pendapatan dan laba melampaui ekspektasi analis, ada potensi analyst rating JPFA dinaikkan. Dana asing masuk ke JPFA cukup besar sejak awal bulan sebanyak 112,7 bio.
3. Buy RAJA (Support: 1.400, Resistance: 1.550). Pada emiten ini terjadi akumulasi besar sejak low-nya di tanggal 20 Februari lalu. Jika berhasil breakout dari resistance kuat 1.470, RAJA berpotensi menguji resistance selanjutnya pada level 1.550-1.600
(TSA)