Enrico juga menjelaskan mengapa rupiah bisa terdepresiasi meskipun indeks dolar AS (DXY) turun. Hal ini disebabkan oleh pasar keuangan Indonesia yang kurang dalam, sehingga sentimen seperti penjualan saham oleh investor asing dapat memicu permintaan dolar dan melemahkan rupiah.
"Nah itu karena pasar kita kurang dalam. Asing jual saham, saham dibeliin dolar. (Sentimen) ya semuanya berkaitan," katanya.
Berdasarkan forecast UOB, rupiah diprediksi akan bergerak di kisaran Rp16.600 sampai Rp16.900 hingga kuartal III 2025. Untuk suku bunga Bank Indonesia (BI) atau BI Rate akan turun di kuartal III menjadi 5,50 persen dan 5,25 persen di kuartal III.
Sedangkan dari indikator ekonomi, PDB indonesia akan bertahan di 5,2 persen di akhir tahun dengan inflasi di 2,5 persen.
(kunthi fahmar sandy)