IDXChannel - Dolar AS jatuh terhadap sejumlah mata uang dunia setelah Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga 25 basis poin (bps) pada Rabu (26/7/2023) waktu setempat.
Bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga ke kisaran 5,25%-5,5%, level tertinggi dalam 22 tahun. The Fed juga menyatakan, kenaikan suku bunga masih terbuka di masa depan.
Mengutip Xinhua, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap mata uang utama saingannya susut 0,49% menjadi 100,9027 pada akhir perdagangan.
Adapun inflasi AS masih jauh dari target bank sentral sebesar 2%. Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, membutuhkan waktu untuk menurunkan inflasi.
"Proses menurunkan inflasi menjadi 2% masih jauh," kata dia.
The Fed menyatakan akan terus menilai informasi tambahan dan implikasinya terhadap kebijakan moneter dalam menentukan suku bunga. Ini mengindikasikan pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) berikutnya bisa terjadi kenaikan lagi atau jeda.
Banyak analis memperkirakan bahwa The Fed kemungkinan akan selesai untuk siklus ini.
"Perhatian sekarang tertuju pada apakah FOMC akan memberikan kenaikan 25 bps tambahan tahun ini atau tidak," kata analis Pasar di Trader X, Michael Brown.
Adapun imbal hasil Treasury AS dua tahun stabil di 4,9% dan imbal hasil 10 tahun mendekati 3,9%, sama dengan level sebelum pernyataan tersebut.
Sementara pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1105 dolar AS dari sesi sebelumnya di 1,1045 dolar AS, dan pound Inggris juga naik menjadi 1,2957 dolar AS dari 1,2892 dolar AS.
Dolar AS turun 139,9900 yen Jepang dari sebelumnya 141,0230 yen Jepang. Dolar AS juga turun menjadi 0,8605 franc Swiss dari 0,8646 franc Swiss.
Sementara dolar AS naik menjadi 1,3198 dolar Kanada dari sebelumnya 1,3167 dolar Kanada. Dolar AS juga naik menjadi 10,3921 Krona Swedia dari 10,3802 Krona Swedia. (RNA)