IDXChannel - Dolar Amerika Serikat (AS) masih menghadapi tekanan pada awal perdagangan Asia, Selasa (23/9/2025). Pelaku pasar mencermati komentar sejumlah pejabat Federal Reserve untuk mencari petunjuk arah kebijakan suku bunga hingga akhir 2025.
Indeks dolar AS melemah ke level 97,28, memperpanjang penurunan setelah pada Senin terhenti dari reli tiga hari berturut-turut.
“Pernyataan para pejabat The Fed bernuansa sedikit hawkish, sehingga membuat pasar lebih berhati-hati,” ujar analis pasar di IG, Sydney, Tony Sycamore, dilansir Yahoo Finance.
Investor juga menimbang dampak kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump terhadap ekonomi global serta implikasinya bagi kebijakan The Fed menjelang rilis data inflasi inti pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) akhir pekan ini.
Pasar ikut gelisah karena pembahasan anggaran di Kongres akan menentukan apakah pemerintah AS bisa terus beroperasi setelah 30 September, atau justru menghadapi risiko government shutdown.
Taruhan pemangkasan suku bunga dalam pertemuan FOMC Oktober pun mulai berkurang. Berdasarkan FedWatch CME Group, probabilitas The Fed menahan suku bunga naik menjadi 10,2 persen, dibandingkan 8,1 persen pada Jumat pekan lalu.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun melanjutkan kenaikan ke 4,1467 persen setelah mencapai level tertinggi tiga pekan di 4,145 persen pada penutupan Senin. Imbal hasil obligasi dua tahun, yang sensitif terhadap ekspektasi suku bunga, juga naik tipis ke 3,6051 persen dari 3,601 persen.
(NIA DEVIYANA)