Kontraksi konsumsi rumah tangga ini menjadi penekan di tengah kinerja investasi dan perdagangan internasional yang juga terbatas. “Dari sisi sektoral, dua sektor utama yang memiliki kontribusi terbesar serta berhubungan dengan aktivitas ekonomi masyarakat adalah sektor perdagangan dan manufaktur,” tutur Menko Airlangga.
Kedua sektor tersebut terdampak cukup dalam terutama karena merupakan sektor dengan serapan tenaga kerja tertinggi sehingga dampaknya terhadap penghasilan dan konsumsi masyarakat semakin besar.
Sementara transportasi dan pergudangan menjadi sektor dengan kontraksi terdalam sebesar 30,84 persen, selain karena penerapan working from home dan pembatasan mudik lebaran, hal ini terjadi karena penurunan aktivitas kargo pada masa pandemi Covid-19.
“Namun demikian, perlu kita soroti juga bahwa sektor pertanian masih mampu tumbuh positif sebesar 2,19 persen begitu pula sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh tinggi sebesar 10,88 persen,” ujar Menko Airlangga.
Berdasarkan beberapa leading indikator terkini, perekonomian Indonesia pada bulan Juni sudah mulai menggeliat seperti dilihat dari PMI Manufaktur Indonesia, Penjualan Kendaraan Bermotor, Penjualan Ritel, maupun Indeks Kepercayaan Konsumen.