sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Drama Adani Berlanjut, Saham Rontok hingga Kehilangan Mahkota Orang Terkaya

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
02/02/2023 13:16 WIB
Credit Suisse telah berhenti menerima obligasi grup Adani, membuat pasar semakin bergejolak.
Drama Adani Berlanjut, Saham Rontok hingga Kehilangan Mahkota Orang Terkaya. (Foto: businesstoday.in)
Drama Adani Berlanjut, Saham Rontok hingga Kehilangan Mahkota Orang Terkaya. (Foto: businesstoday.in)

IDXChannel - Drama shortselling yang dialamatkan kepada salah satu orang terkaya dunia, Gautam Adani berlanjut.

Mengutip Business Today, tekanan berlanjut kepada perusahaan taipan asal India itu di mana saham Adani Enterprises jatuh dalam perdagangan Rabu (1/2).

Saham Adani Enterprises anjlok 34,72% hingga mencapai level terendah harian di angka Rs 1.942 dibandingkan penutupan sebelumnya di Rs 2.975. Pada pembukaan pagi ini, saham Adani Enterprises masih berada di redline turun lebih dari 15% pada level Rs1.921. (Lihat grafik di bawah ini.)

Saham Adani Enterprises terakhir terlihat diperdagangkan lebih rendah dari rata-rata pergerakan 5 hari, 20, 50, 100, dan 200 hari

Regulator pasar saham India juga dikabarkan tengah sedang memeriksa jatuhnya saham Adani Group baru-baru ini dan mencari kemungkinan penyimpangan dalam penjualan saham oleh perusahaan tersebut, mengutip Reuters, Rabu (1/2).

Saham dan Obligasi Anjlok, Mahkota Orang Terkaya India Hilang

Akibat kasus yang membelitnya, Adani gagal menjual sahamnya baru-baru ini. Dilaporkan Indian Express, Adani Enterprises telah membatalkan penawaran umum lanjutan (FPO) senilai Rs20.000 crore atau setara USD2,5 miliar pada Rabu malam.

Perusahaan akan mengembalikan dana yang telah didapat dari proses FPO, yang sebagian besar ditebus oleh perusahaan dan investor asing pada hari Selasa.

Hal ini menjadi penanda pengawasan terhadap keuangan sang miliarder meningkat setelah tuduhan penipuan oleh shortseller Hindenburg Research.

Bahkan perusahaan perbankan investasi Swiss, Credit Suisse telah berhenti menerima obligasi grup Adani sebagai jaminan untuk margin loan kepada klien perbankan swastanya.

Dampaknya, obligasi dolar Grup Adani anjlok di tengah langkah Credit Suisse. Dua obligasi utama Adani Ports dan Special Economic Zone Ltd. terus mengalami penurunan terbesar dalam seminggu terakhir.

Mengutip Bloomberg, obligasi Adani Ports yang jatuh tempo pada 2031 memimpin penurunan, turun lebih dari 4 sen dolar menjadi 68 sen. Sementara obligasi perusahaan yang jatuh tempo pada 2041 turun 3,2 sen.

Menurut Reuters, Kamis (2/2), Hindenburg bilang, perusahaan memiliki posisi untuk short lewat instrumen, seperti, US-traded bonds dan non-Indian-traded derivatives Grup Adani. Kendati, sang short seller tersebut tidak mengungkapkan besaran taruhan mereka ke Adani.

Dampak dari serangkaian drama Adani ini mendorongnya kehilangan kekayaan secara signifikan.

Adani Group juga dikabarkan kehilangan market value hingga USD90 miliar dalam sepekan terakhir terkait aksi shortselling Hindenburg.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement