IDXChannel - Drama shortselling yang dialamatkan kepada salah satu orang terkaya dunia, Gautam Adani berlanjut.
Mengutip Business Today, tekanan berlanjut kepada perusahaan taipan asal India itu di mana saham Adani Enterprises jatuh dalam perdagangan Rabu (1/2).
Saham Adani Enterprises anjlok 34,72% hingga mencapai level terendah harian di angka Rs 1.942 dibandingkan penutupan sebelumnya di Rs 2.975. Pada pembukaan pagi ini, saham Adani Enterprises masih berada di redline turun lebih dari 15% pada level Rs1.921. (Lihat grafik di bawah ini.)
Saham Adani Enterprises terakhir terlihat diperdagangkan lebih rendah dari rata-rata pergerakan 5 hari, 20, 50, 100, dan 200 hari
Regulator pasar saham India juga dikabarkan tengah sedang memeriksa jatuhnya saham Adani Group baru-baru ini dan mencari kemungkinan penyimpangan dalam penjualan saham oleh perusahaan tersebut, mengutip Reuters, Rabu (1/2).
Saham dan Obligasi Anjlok, Mahkota Orang Terkaya India Hilang
Akibat kasus yang membelitnya, Adani gagal menjual sahamnya baru-baru ini. Dilaporkan Indian Express, Adani Enterprises telah membatalkan penawaran umum lanjutan (FPO) senilai Rs20.000 crore atau setara USD2,5 miliar pada Rabu malam.
Perusahaan akan mengembalikan dana yang telah didapat dari proses FPO, yang sebagian besar ditebus oleh perusahaan dan investor asing pada hari Selasa.
Hal ini menjadi penanda pengawasan terhadap keuangan sang miliarder meningkat setelah tuduhan penipuan oleh shortseller Hindenburg Research.
Bahkan perusahaan perbankan investasi Swiss, Credit Suisse telah berhenti menerima obligasi grup Adani sebagai jaminan untuk margin loan kepada klien perbankan swastanya.
Dampaknya, obligasi dolar Grup Adani anjlok di tengah langkah Credit Suisse. Dua obligasi utama Adani Ports dan Special Economic Zone Ltd. terus mengalami penurunan terbesar dalam seminggu terakhir.
Mengutip Bloomberg, obligasi Adani Ports yang jatuh tempo pada 2031 memimpin penurunan, turun lebih dari 4 sen dolar menjadi 68 sen. Sementara obligasi perusahaan yang jatuh tempo pada 2041 turun 3,2 sen.
Menurut Reuters, Kamis (2/2), Hindenburg bilang, perusahaan memiliki posisi untuk short lewat instrumen, seperti, US-traded bonds dan non-Indian-traded derivatives Grup Adani. Kendati, sang short seller tersebut tidak mengungkapkan besaran taruhan mereka ke Adani.
Dampak dari serangkaian drama Adani ini mendorongnya kehilangan kekayaan secara signifikan.
Adani Group juga dikabarkan kehilangan market value hingga USD90 miliar dalam sepekan terakhir terkait aksi shortselling Hindenburg.
Kekayaan Adani dikabarkan menyusut lebih dari seperlima hanya dalam tiga hari. Kekayaan Adani mencapai USD119 miliar pada 24 Januari lalu berdasarkan Bloomberg Billionaires Index.
Namun, taipan India itu telah jatuh dari posisi keempat orang terkaya dunia ke posisi 11 di Bloomberg Billionaires Index. Ia kehilangan sebanyak USD34 miliar hanya dalam tiga hari perdagangan pasca laporan yang dirilis Hindenburg.
Dengan kekayaan saat ini sebesar USD84,4 miliar, Adani saat ini menempati posisi hanya satu tingkat di atas saingannya dan CEO Reliance Industries Ltd. Mukesh Ambani, yang memiliki kekayaan bersih mencapai USD82,2 miliar.
Melihat hal itu, aksi shortselling yang dilakukan Hindenburg terbukti berhasil menakut-nakuti pasar.
Hindenburg sebagai perusahaan investigasi dan forensik keuangan mengincar sekitar 30 perusahaan. Kasusnya dengan Nikola, pembuat kendaraan listrik. melejitkan Namanya dengan upaya serupa.
Hindenburg mengungkap borok Nikola yang melakukan manipulasi iklan terhadap salah satu produk terbarunya dan berpotensi merugikan konsumen.
Menurut Bloomberg News, saham di perusahaan yang diserang Hindenburg rata-rata turun sekitar 15%, sehari setelah Hindenburg mengeluarkan laporannya, dan turun 26% enam bulan kemudian.
Menanggapi kejatuhan kerajaan Adani, pihaknya mengancam akan menuntut Hindenburg. Namun pihak Hindenburg menanggapi dengan mengatakan akan menerima gugatan di Amerika Serikat, selaku wilayah hukum perusahaannya. (ADF)