Kekhawatiran terhadap resesi mengemuka di kalangan pelaku pasar modal setelah kenaikan suku bunga berkepanjangan bank sentral AS membebani pasar ekuitas. Indeks S&P 500 diproyeksikan akan mengalami koreksi tahunan sebesar 18,6%, yang menandai kinerja terburuknya sejak krisis keuangan tahun 2008.
Pada pekan lalu, The Fed muncul ke publik dengan nada hawkish, yang menegaskan bahwa suku bunga masih akan tinggi di masa depan. Komentar ini sempat memicu aksi jual di bursa saham.
Saat ini indikator Fedwatch memperkirakan The Fed akan mengerek suku bunga acuan 25 bps menjadi 4,5%-4,75% pada pertemuan Februari 2023.
(DES)