“Sampai saat ini masih dalam kajian apa yang akan dilakukan di 2025, termasuk soal saham KARW [yang masuk papan pemantauan khusus],” kata Ike.
Sebagai informasi, saat ini, KARW masuk ke dalam papan pemantauan khusus dan dikenakan skema full call auction (FCA), akibat diberikan notasi 5.
Notasi 5 berarti perusahaan memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir.
Menurut laporan keuangan perseroan per 30 September 2024, KARW menderita defisiensi modal USD32,29 juta setara dengan Rp489 miliar.
Agar saham KARW dapat keluar dari FCA dengan notasi 5, perusahaan harus mengubah ekuitas negatif menjadi positif dalam laporan keuangan di masa depan.