sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Empat Saham Bank Besar Kompak Bertenaga, Ada Apa?

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
10/07/2025 10:23 WIB
Empat saham emiten perbankan besar serentak menguat pada Kamis (10/7/2025), turut mengerek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Empat Saham Bank Besar Kompak Bertenaga, Ada Apa? (Foto: Freepik)
Empat Saham Bank Besar Kompak Bertenaga, Ada Apa? (Foto: Freepik)

IDXChannel – Empat saham emiten perbankan besar serentak menguat pada Kamis (10/7/2025), turut mengerek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang beberapa hari belakangan turut ditopang saham-saham konglomerat.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.10 WIB, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) naik signifikan 2,99 persen ke level Rp3.790 per unit, setelah tren turun selama beberapa pekan terakhir.

Saham BBRI sebelumnya menyentuh area support kuat di sekitar 3.600 – 3.650. Rebound terjadi tepat di area ini, menandakan demand kuat di level tersebut.

Seperti BBRI, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga memantul, yakni sebesar 2,00 persen, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) naik 1,70 persen. Demikian pula, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tumbuh 1,47 persen.

Secara umum, IHSG naik 0,71 persen ke level 6.993,44, mencatatkan kenaikan 4 hari beruntun, berbalik arah usai sebelumnya melemah 4 hari tanpa henti.

Sebelumnya, Nomura memperkirakan kinerja perbankan Indonesia lesu pada paruh pertama 2025, seiring lemahnya permintaan kredit dan ketatnya likuiditas, meskipun ada potensi pelonggaran dari jatuh tempo instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Dalam riset terbarunya, Nomura, dikutip Dow Jones Newswires, Senin (23/6/2025) lalu, menurunkan proyeksi pertumbuhan kredit tahunan untuk periode 2025 hingga 2027 sebesar 1 persen menjadi hanya 4 persen. Dengan revisi ini, estimasi pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) selama tiga tahun ke depan dipangkas menjadi 8 persen dari sebelumnya 9 persen.

Kondisi likuiditas diperkirakan tetap menantang, tercermin dari pertumbuhan uang beredar (M2) yang stagnan di kisaran 5 persen, serta rasio kredit terhadap simpanan (LDR) yang tinggi, sekitar 91 persen.

Meski belanja pemerintah diperkirakan mendorong pemulihan kinerja perbankan pada semester kedua, secara keseluruhan pertumbuhan kredit sepanjang tahun ini dinilai akan tetap di bawah 10 persen.

Analis Nomura, Tushar Mohata, mencatat bahwa berdasarkan laporan keuangan bank per Mei year-to-date (YtD) 2025, permintaan kredit masih lemah. Selain itu, likuiditas masih ketat dan biaya kredit (credit cost) diproyeksikan tetap tinggi.

Sebagai konsekuensinya, Nomura memangkas proyeksi laba gabungan bank-bank yang masuk dalam cakupan risetnya sebesar 3 persen untuk 2025, 6 persen untuk 2026, dan 9 persen untuk 2027. Target harga saham untuk Bank Central Asia (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), Bank Syariah Indonesia (BRIS), dan Bank Negara Indonesia (BBNI) juga direvisi turun.

Meski demikian, Nomura tetap mempertahankan rekomendasi buy untuk seluruh emiten perbankan besar tersebut, termasuk Bank Rakyat Indonesia (BBRI), yang target harganya tidak mengalami perubahan. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement