IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan empat saham emiten ini dalam radar pantauan karena akibat adanya indikasi pola transaksi tidak wajar maupun peningkatan harga saham di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA). Pantauan ini dilakukan dalam rangka melindungi investor.
Dalam pengumuman BEI yang diteken Kepala Divisi Pengawasan Transaksi, Yulianto Aji Sadono serta Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan, Pande Made Kusuma Ari A, dikutip Rabu (28/2/2024), empat saham yang tengah dipelototi Bursa, yaitu PT Wira Global Solusi Tbk (WGSH), PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY), PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI), dan PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY).
Saham WGSH dan saham RICY masuk radar UMA BEI karena ada indikasi pola transaksi yang tidak wajar. Sementara saham KICI dan CLAY dipantau lantaran telah terjadi kenaikan harga saham di luar kebiasaan.
"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal," jelas BEI.
BEI mengatakan, saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini. Oleh karena itu, para investor diimbau untuk memerhatikan jawaban emiten atas permintaan konfirmasi Bursa; mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasinya.
Selain itu, mengkaji kembali rencana corporate action emiten apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS; serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Untuk diketahui, dari data RTI Business, pada penutupan perdagangan Selasa (27/2), saham KICI berakhir melesat 14,77 persen ke 171. Sementara saham CLAY lompat 10 persen ke 220. Untuk saham WGSH dan RICY masing-masing parkir menguat 3,39 persen ke 61 dan 1,01 persen ke 100.
Selama sepekan, saham KICI sudah terbang 59,81 persen. Sedangkan saham CLAY mendaki 12,24 persen, bahkan dalam sebulan sudah terbang 155,81 persen.
Saham WGSH justru anjlok 24,69 persen dalam sebulan terakhir, dan saham RICY susut 1,96 persen dalam seminggu serta merosot 13,79 persen selama sebulan ini.
(FAY)