Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan akan mencabut izin usaha pengelolaan sumur minyak yang tidak digarap, termasuk yang dikelola oleh PT Pertamina (Persero).
Dalam paparannya, Bahlil menyebut, Indonesia memiliki sekitar 44.985 sumur. Namun, yang produktif hanya sekitar 16.433, sementara sisanya 16.990 sudah tidak berproduktif atau idle.
Kemudian berdasarkan penelusurannya dari 16.990 tersebut, ada sekitar 4.495 sumur idle yang mempunyai HC potensi atau masih produktif dan mungkin bisa dioptimalkan produksinya.
"Dari lifting minyak Indonesia sebesar 600 ribu barel oil per day atau BOPD hanya dikuasai oleh dua kontraktor, yaitu Pertamina sebesar 65 persen dan Exxon Mobil Cepu 25 persen. Kemudian 10 persen sisanya yang kecil-kecil," ujar Bahlil dalam BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center, Rabu (9/10).
Kemudian, jika dirinci, sebanyak 5.000 sumur idle lebih banyak konsesinya dipegang oleh Pertamina.
"Kenapa tidak dijalankan? Kalau gini, saya bikin pencabutan IUP tahap kedua. Kalau kemarin kita cabut 2.018 IUP, nah ini keliatannya berpotensi untuk kita lakukan penataan untuk sumur-sumur yang tidak dikerjakan baik oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Migas, termasuk BUMN," ujar Bahlil.
Bahlil juga membuka peluang untuk menawarkan perusahaan lain yang mampu mengelola sumur-sumur tersebut untuk meningkatkan lifting minyak nasional.
(Fiki Ariyanti)