IDXChannel - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar oleh PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS), Senin (19/6/2023), memutuskan sejumlah kebijakan penting.
Salah satunya terkait tidak adanya pembagian dividen tunai bagi pemegang saham untuk tahun buku 2022.
Kebijakan tersebut diambil seiring rencana perusahaan yang telah menganggarkan sejumlah pengembangan usaha, yang tentunya membutuhkan modal dan investasi yang cukup signifikan.
"Dengan besarnya kebutuhan belanja modal perseroan seiring rencana ekspansi yang telah disiapkan, maka RUPS sepakat tidak membagi dividen atas laba bersih perseroan pada tahun buku 2022," ujar Direktur Utama DGNS, Mesha Rizal Sini, dalam keterangan resminya, usai pelaksanaan RUPS.
Di sepanjang tahun lalu, menurut Mesha, pihaknya tercatat berhasil meraup laba berih sebesar Rp12,66 miliar.
Dengan tidak adanya porsi yang bakal dibagi untuk dividen, maka nilai laba sebesar itu rencananya bakal digunakan untuk sejumlah kebutuhan.
"(Kebutuhan) Pertama, yaitu pembangunan laboratorium Central dan kantor pusat perseroan yang mana membutuhkan dana sebesar Rp25 miliar," tutur Mesha.
Kebutuhan dana tersebut, Mesha menjelaskan, bakal dipenuhi dari perpaduan antara penggunaan kas internal dan juga dari pinjaman perbankan.
Kedua, pembangunan outlet dan pembelanjaan modal alat-alat teknologi dan sistem internal perusahaan sebagai bentuk pengembangan binsis perusahaan sebesar Rp7,46 miliar.
Lalu kebutuhan ketiga, yaitu pembayaran investasi ke Asa Ren PTE LTD untuk pengembangan bisnis genomic, sebesar Rp4,5 miliar.
"Di mana dengan besarnya kebutuhan belanja modal perseroan, maka RUPS tidak membagi dividen atas laba bersih perseroan pada tahun buku 2022," ungkap Mesha.
Secara umum, Mesha menjelaskan, kegiatan bisnis perusahaan sejauh ini masih menyisakan sejumlah tantangan di tengah situasi perekonomian baik dalam dan luar negeri yang belum sepenuhnya pulih dari tekanan pandemi COVID-19.
Namun demikian, Mesha bersyukur bahwa DGNS terbukti telah berhasil menjaga resiliensinya yang tangguh dalam mengatasi berbagai jenis tantangan dengan mencatatkan kinerja yang positif di tahun 2022.
Dalam upayanya untuk menjadi perusahaan layanan kesehatan terintegrasi, DGNS terus beradaptasi dengan mencari peluang bisnis baru dan memanfaatkannya agar dapat meraih pertumbuhan berkelanjutan yang lebih besar di waktu-waktu mendatang.
Di sektor kesehatan, melandainya kasus Covid-19 mengakibatkan pertumbuhan sektor jasa kesehatan ikut menurun.
Tercatat, sektor jasa kesehatan yang tumbuh signifikan di dua tahun terakhir, yaitu sebesar 11,6 persen pada 2020 dan 12,16 persen pada 2021, kemudian mengalami perlambatan dengan hanya tumbuh sebesar 2,47 persen pada 2022.
"Penurunan signifikan ini karena pencairan insentif kesehatan yang lebih rendah dibanding dua tahun sebelumnya," ungkap Mesha.
Besaran dana penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 dan 2022 jika dibandingkan memang semakin mengecil.
Tercatat anggaran penanganan Covid-19 dan PEN tahun 2022 menurun 39 persen dari Rp744,77 triliun menjadi Rp455,62 triliun.
Pada 2022, DGNS membukukan pendapatan sebesar Rp192,88 miliar, turun 36 persen dibandingkan dengan Rp302,18 miliar pada 2021.
Sementara, laba bersih DGNS sepanjang 2022 senilai Rp12,66 miliar.
Sejalan dengan ekspansi usaha di tahun 2022, DGNS berhasil mencatatkan perolehan aset sebesar Rp239,93 miliar atau sedikit menurun dari perolehan tahun 2021 yang sebesar Rp241,98 miliar. Meskipun begitu, jumlah ekuitas meningkat 4,28% dari Rp201,80 miliar menjadi Rp210,43 miliar.
"Tak kalah menarik, di tengah lesunya industri sektor kesehatan, jumlah pemeriksaan kami meningkat lima persen menjadi 806.253 pemeriksaan pada 2022 dari 766.162 pemeriksaan di tahun 2021. Pemeriksaan genomics kami juga meningkat signifikan sebesar 23 persen pada 2022," tegas Mesha. (TSA)