"Penyesuaian-penyesuaian ini juga merupakan bagian dari komitmen Perusahaan untuk berkembang dan beradaptasi di masa-masa perubahan ini," papar Hatta.
Diketahui, PT Sepatu Bata Tbk telah hadir di Indonesia sejak 93 tahun lamanya dan beroperasi secara produksi pertama pada tahun 1940. Bata juga memiliki lisensi untuk merek lainnya selain Bata, seperti Comfit, Power, Bubblegummers, North Star, B-First, dan Weinbrenner.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Aprisindo, Firman Bakri, menyampaikan tantangan bisnis sepatu di kancah domestik saat ini telah berlangsung sejak tahun 2019–2022. Firman memperkirakan industri alas kaki saat ini dikenakan biaya bea masuk tambahan (safeguards) pada bahan baku pembuatan sepatu.
"Sejak 2019-2022 untuk bahan baku berupa tekstil/kain dikenakan safeguards, sehingga beban biaya produksi bagi industry alas kaki mengalami peningkatan," ujar Firman, dalam keterangan resminya.
Firman menjelaskan meski kebijakan safeguards tersebut telah dihentikan selepas tahun 2022, permohonan izin untuk bahan baku sempat tertunda lama. Firman melanjutkan, tantangan berupa ketentuan verifikasi kemampuan industri dilakukan oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh Kementerian Perindustrian.