Sementara dari sisi teknikal, Michael mengungkapkan terdapat level penting yang perlu dicermati pelaku pasar.
“Area teknikal saat ini memiliki support penting di 3.500 yang saat ini sudah diuji, dengan potensi kenaikan menuju resistance di 4.000,” tutup Michael.
Diberitakan sebelumnya, pada kuartal III-2025, laba bersih Surge tercatat sebesar Rp32 miliar, turun 78 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Direktur Surge, Shannedy Ong menjelaskan, menurunnya laba bersih Surge karena lonjakan pada beban bunga akibat penerbitan obligasi. Dana hasil obligasi ini digunakan sepenuhnya untuk membiayai ekspansi.
Per 30 September 2025, utang obligasi Surge mencapai Rp2,5 triliun, meningkat signifikan dari sebelumnya Rp600 miliar. Seiring kenaikan tersebut, total aset perseroan juga melesat menjadi Rp12,5 triliun.