IDXChannel – Saham batu bara cenderung menguat pada perdagangan Selasa (2/4/2024) seiring harga komoditas acuannya turut terapresiasi.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.37 WIB, saham PT ABM Investama Tbk (ABMM) tumbuh 3,08 persen ke Rp4.020 per saham, PT Harum Energy Tbk (HRUM) menguat 2,58 persen, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terapresiasi 2,50 persen.
Kemudian, saham PT United Tractors Tbk (UNTR) naik 2,39 persen, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) 1,52 persen, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) tumbuh 1,52 persen.
Nama lainnya, saham MCOL juga mendaki 1,30 persen, GEMS menghijau 1,28 persen, FIRE (1,05 persen), BYAN (1,05 persen) dan ITMG (0,76 persen).
Beberapa saham lainnya terbenam di zona merah, macam INDY yang terkoreksi 1,63 persen, ADMR minus 2,68 persen.
Diwartakan sebelumnya, harga batu bara berjangka (futures) melonjak 2,25 persen di level USD132 per ton pada perdagangan Senin (1/4).
Ini menandai kenaikan batu bara di awal pekan setelah harga emas hitam tertekan dalam dua pekan terakhir. Secara mingguan, harga batu bara naik 2,37 persen.
Sebelumnya, batu bara berjangka Newcastle diperdagangkan di kisaran USD129 per ton, karena ketidakpastian permintaan dari China bersamaan dengan pasokan yang stabil.
Kekhawatiran pasar masih ada terkait permintaan listrik di China di tengah meningkatnya tantangan makroekonomi bagi konsumen batu bara terbesar dunia tersebut.
Data resmi PMI China menunjukkan kontraksi kelima berturut-turut di sektor manufaktur negara tersebut, yang merupakan salah satu indikator terbaru sentimen batu bara dan diperparah oleh penurunan sentimen konsumen dan sektor properti.
Namun, keengganan China dan India untuk mengurangi ketergantungan terhadap batu bara telah membuat harga batu bara jauh di atas rata-rata harga sebelum tahun 2021.
Laporan terbaru juga menyebutkan produksi batu bara India mencapai angka tertinggi baru sebesar 997,4 juta ton pada tahun fiskal 2024 (FY24).
Ini berarti peningkatan sebesar 11,67 persen dibandingkan tahun sebelumnya, namun masih jauh dari target 1 miliar ton, kata Kementerian Batu bara India dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (1/4). Pada FY23, produksi batu bara India mencapai 893,19 juta ton.
Pasokan batu bara untuk sektor ketenagalistrikan di India juga naik 5,4 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 618,5 juta ton pada tahun fiskal yang baru berakhir, dari 586,6 juta ton pada FY23.
Selain itu, pasokan batu bara ke sektor non-listrik meningkat sebesar 25 persen, mencapai 135 juta ton, naik dari 108,1 juta ton pada FY23.
Naiknya harga batu bara dibarengi dengan kenaikan harga gas alam yang mengalami downtrend dalam beberapa waktu terakhir. Umumnya, pergerakan harga gas alam dan batu bara bergerak beriringan.
Harga gas alam AS naik lebih dari 4 persen menjadi di atas USD1,8/MMBtu pada hari Senin karena berlanjutnya penurunan produksi dan perkiraan permintaan yang lebih banyak pada minggu depan dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Produksi gas turun rata-rata 100,8 miliar kaki kubik per hari (bcfd) di bulan Maret, turun dari 104,8 bcfd di bulan Februari karena beberapa perusahaan energi, termasuk EQT dan Chesapeake Energy, menunda penyelesaian sumur dan mengurangi aktivitas pengeboran lainnya.
Harga gas alam juga turun 25 persen pada kuartal pertama 2024 setelah musim dingin yang sejuk dengan rekor produksi yang memungkinkan perusahaan utilitas menyimpan lebih banyak gas secara signifikan dibandingkan biasanya pada tahun ini. Stok gas alam berada sekitar 41 persen di atas tingkat normal sepanjang tahun ini.
Ke depan, harga gas alam diperkirakan akan tetap berada di bawah tekanan karena prakiraan cuaca yang sejuk, cadangan gas yang cukup, dan berkurangnya aliran gas ke kilang ekspor LNG.
Faktor-faktor ini dapat menyebabkan konsumsi gas AS mencapai rekor tertinggi pada tahun 2024 dan pengurangan produksi pertama sejak 2020. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.