Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono mengatakan kenaikan produksi kelapa sawit tertinggi pada tahun ini diperkirakan tidak lebih dari 5 persen. Jika kewajiban produksi Biodiesel 35 persen (B35) tetap dilanjutkan, maka kebutuhan minyak sawit dalam negeri Indonesia akan mencapai 25 juta ton pada tahun ini.
“Mengingat produksi yang stagnan, ekspor minyak sawit kita pada tahun ini (2024) turun 4,13 persen menjadi hanya sekitar 29 juta ton,” kata Eddy, Senin (15/1).
Sementara itu, Ketua Divisi Luar Negeri GAPKI Fadhil Hasan mengatakan selain program mandatori biodiesel, konsumsi lokal Indonesia juga didorong oleh produk oleochemichal.
Tren penurunan ekspor minyak sawit Indonesia sebenarnya sudah terlihat sejak tahun 2020 yang ditunjukkan oleh negara tujuan ekspor utama yaitu China, India, Uni Eropa, Pakistan, dan Amerika Serikat (AS).
Fadhil mencatat, produksi minyak sawit Indonesia terus menurun sejak tahun 2005.