“Pada tahun 2005-2010 mengalami penurunan sebesar 10 persen, pada tahun 2010-2015 mengalami penurunan sebesar 7,4 persen, kemudian pada tahun 2015-2020 mengalami penurunan sebesar 3,2 persen, dan sejak itu kemudian menjadi stagnan,” kata Fadhil.
Analis Riset Global Thomas Mielke mengatakan penurunan produksi minyak sawit akan memberikan dampak signifikan terhadap pasar minyak nabati global di tengah meningkatnya konsumsi minyak nabati global.
Namun menurut Mielke, industri minyak sawit Indonesia akan terus mendominasi pasar minyak nabati global, menguasai 32 persen total produksi minyak nabati global dan 53 persen ekspor global pada tahun 2024.
“Peningkatan produksi sawit dalam setahun hanya mencapai sekitar 1,7 juta ton atau bahkan kurang. Jauh lebih rendah dibandingkan produksi normal selama 10 tahun terakhir yang terlihat terakhir pada tahun 2020 sebesar 2,9 juta ton,” ujarnya.
Penurunan produksi global terutama disebabkan oleh menurunnya produksi minyak sawit Indonesia sebagai produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia. (ADF)