Namun, faktor utama yang perlu dipertimbangkan adalah tujuan investasi, horizon waktu, serta kemampuan menanggung risiko.
"Kalau tujuan Anda adalah perlindungan nilai jangka panjang, misalnya menjaga daya beli tabungan dari ketidakpastian ekonomi, maka rekor bukan alasan otomatis untuk berhenti membeli, juga bukan alasan otomatis untuk mengejar harga," ujarnya dalam pernyataan resmi, Rabu (24/12/2025).
Dia menyarankan strategi pembelian bertahap dengan porsi yang wajar dalam total aset, serta kesiapan menghadapi fluktuasi harga. Strategi ini dinilai lebih rasional dibandingkan bertaruh pada satu titik harga puncak.
Namun, bagi investor dengan tujuan spekulasi jangka pendek, Achmad mengingatkan harga rekor justru menjadi area paling berisiko. Sebab, sentimen pasar dapat berbalik dengan cepat seiring perubahan kondisi geopolitik maupun ekspektasi suku bunga global.