Harga minyak juga mendapat dukungan dari faktor geopolitik pada minggu ini, karena para trader masih khawatir akan meningkatnya kekerasan di Timur Tengah karena Israel terus menyerang Gaza.
Di sisi lain, kekhawatiran terganggunya produksi di Teluk Meksiko akibat Badai Beryl mereda setelah badai tersebut melemah menjadi badai tropis.
“Risiko utama bagi pasar minyak adalah perang Israel-Hizbullah meluas menjadi konflik yang lebih luas. Khususnya, keterlibatan langsung Iran dalam perang Israel-Hizbullah dapat membahayakan pasokan minyak Iran dan infrastruktur terkait,” kata analis Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar, kepada Bloomberg.
Selain faktor geopolitik, muncul tanda-tanda perlambatan pertumbuhan produksi minyak AS. Data ekspor minyak terbaru juga mengungkapkan bahwa Arab Saudi menyumbang setengah dari penurunan ekspor minyak global yang berjumlah 1 juta barel setiap hari pada bulan lalu. (ADF)