Kenaikan produksi pada Juni akan membuat total peningkatan dari April hingga Juni mencapai 960.000 barel per hari, atau 44 persen dari pemangkasan awal sebesar 2,2 juta barel per hari, menurut perhitungan Reuters.
Harga Brent turun lebih dari 1 persen pada Jumat ke level USD61,29 per barel karena pasar bersiap menghadapi tambahan pasokan dari OPEC+.
Menurut analis UBS Giovanni Staunovo, harga minyak diperkirakan melemah pada Senin (5/5/2025) besok akibat berita OPEC+ serta tekanan dari ketegangan dagang dan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi.
“Kami masih menyebut ini sebagai pencabutan pemangkasan yang terkelola, bukan perebutan pangsa pasar,” ujarnya.
Menteri Energi Kuwait menyatakan, hasil pertemuan OPEC+ pada Sabtu akan sangat berpengaruh dalam pembentukan kebijakan produksi ke depan.