sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Melemah, Kabar China Imbangi Upaya OPEC Kerek Harga

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
15/08/2023 10:01 WIB
Harga minyak turun pada awal perdagangan Selasa (15/8/2023), menjelang serangkaian data ekonomi dari China.
Harga Minyak Melemah, Kabar China Imbangi Upaya OPEC Kerek Harga. (Foto: Freepik)
Harga Minyak Melemah, Kabar China Imbangi Upaya OPEC Kerek Harga. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak turun pada awal perdagangan Selasa (15/8/2023), menjelang serangkaian data ekonomi dari China. Pasalnya, data ini akan memberikan petunjuk tentang prospek pemulihan permintaan di negara importir minyak utama dunia tersebut.

Minyak mentah antara West Texas Intermediate AS (WTI) turun 11 sen, atau 0,13 persen di level USD82,40 per barel. Minyak mentah Brent berjangka berada di level USD86,13 per barel pada 07.30 WIB.

Minyak mentah acuan WTI sempat mencapai level tertinggi 9 bulan pada USD84,89 pada Kamis pekan lalu dan naik 20 persen selama tujuh bulan terakhir karena manuver Arab Saudi untuk melakukan pemotongan produksi. Pada sesi Senin, WTI jatuh ke level USD81,78.

Harga minyak tertekan sentimen China yang akan merilis data produksi industri, investasi, penjualan ritel dan angka pengangguran untuk Juli pada Selasa (15/8/2023), setelah indikator lain menunjukkan ekonomi China tergelincir ke dalam deflasi dan mengalami kemerosotan ekspor-impor.

Terbaru, sektor properti China tertekan setelah pengembang real estat swasta terbesar negara tersebut Country Garden berusaha untuk menunda pembayaran obligasi swasta untuk pertama kalinya.

Indikator mengkhawatirkan lainnya, People's Bank of China pada Jumat pekan lalu mengatakan kredit perbankan bulan Juli dan pengukur kredit utama lainnya juga melemah.

"Kenaikan harga tahun ini kemungkinan akan dibatasi, terutama karena pemulihan ekonomi China yang melambat dan pemotongan produksi OPEC. Pasar minyak mungkin mencapai keseimbangan baru, dengan harga mendekati batas atas mereka," tulis Eurasia Group dalam sebuah catatan.

Meskipun pemulihan ekonomi China diproyeksi kehilangan momentum, bank sentral China diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pinjaman kebijakan jangka menengah tidak berubah pada Selasa, menurut survei Reuters.

People's Bank of China terakhir menurunkan suku bunga sebesar 10 basis poin menjadi 2,65 persen pada bulan Juni.

Kinerja ekonomi yang lemah di China mengimbangi sentimen pasokan minyak global yang ketat karena upaya OPEC+ memangkas produksi untuk mengangkat harga. (ADF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement