sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Melonjak Hampir 3 Persen, Penurunan Stok AS Picu Kekhawatiran Pasokan

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
25/09/2025 07:20 WIB
Harga minyak melonjak hampir 3 persen ke level tertinggi dalam tujuh pekan pada Rabu (24/9/2025).
Harga Minyak Melonjak Hampir 3 Persen, Penurunan Stok AS Picu Kekhawatiran Pasokan. (Foto: Freepik)
Harga Minyak Melonjak Hampir 3 Persen, Penurunan Stok AS Picu Kekhawatiran Pasokan. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga minyak melonjak hampir 3 persen ke level tertinggi dalam tujuh pekan pada Rabu (24/9/2025).

Kenaikan ini dipicu penurunan mengejutkan pada stok minyak mentah AS yang menambah sentimen pasar akan pasokan yang semakin ketat di tengah gangguan ekspor di Irak, Venezuela, dan Rusia.

Kontrak berjangka Brent naik USD1,68 atau 2,5 persen menjadi USD69,31 per barel, sedangkan minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) naik USD1,58 atau 2,5 persen menjadi USD64,99 per barel.

Ini merupakan penutupan tertinggi untuk Brent sejak 1 Agustus dan untuk WTI sejak 2 September.

Stok minyak mentah AS turun mengejutkan sebanyak 607.000 barel pekan lalu, menurut Administrasi Informasi Energi AS (EIA).

Angka ini berlawanan dengan perkiraan kenaikan 235.000 barel berdasarkan jajak pendapat Reuters, meski lebih kecil dari penarikan 3,8 juta barel yang dikutip sumber pasar dari data American Petroleum Institute sehari sebelumnya.

“Laporan ini cukup mendukung mengingat penarikan persediaan terjadi di semua lini,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital, merujuk pada penarikan persediaan minyak mentah, distilat, dan bensin dalam laporan EIA.

Harga minyak juga mendapat dukungan dari kabar bahwa militer Ukraina menyerang dua stasiun pompa minyak di wilayah Volgograd, Rusia, pada malam hari.

Status darurat diumumkan di Kota Novorossiisk, pelabuhan utama Rusia di Laut Hitam yang menjadi pusat ekspor minyak dan gandum.

“Fokus pasar belakangan ini kembali ke Eropa Timur dan kemungkinan pengenaan sanksi baru terhadap Rusia,” ujar analis PVM Oil Associates, Tamas Varga.

Rusia mulai mengalami kekurangan beberapa jenis bahan bakar setelah serangan drone Ukraina mengurangi kapasitas kilang. Serangan ini merupakan bagian dari upaya Ukraina menekan pendapatan ekspor Moskow.

Kementerian Keuangan Rusia mengusulkan kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 22 persen dari 20 persen pada 2026 untuk membiayai belanja militer dan menahan defisit anggaran yang membengkak, memasuki tahun kelima perang di Ukraina.

Rusia merupakan produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia pada 2024 setelah AS dan anggota OPEC+.

Presiden AS Donald Trump menyatakan keyakinannya bahwa Ukraina dapat merebut kembali seluruh wilayah yang diduduki Rusia, sebuah pergeseran retorika yang mendadak mendukung Ukraina.

Sebelumnya, pemerintahan Trump mendesak Uni Eropa mempercepat penghentian impor minyak dan gas Rusia.

Di AS, produksi dan aktivitas minyak dan gas di negara bagian penghasil utama seperti Texas, Louisiana, dan New Mexico sedikit menurun pada kuartal ketiga 2025, menurut laporan The Dallas Fed.

Sementara itu, Menteri Minyak Iran Mohsen Paknejad mengatakan tidak ada pembatasan baru yang memberatkan pada penjualan minyak Iran dan penjualan ke China tetap berlanjut, di tengah upaya Teheran dan negara-negara Eropa mencapai kesepakatan untuk mencegah kembalinya sanksi PBB pekan ini.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan di Sidang Umum PBB bahwa negaranya tidak berniat membangun senjata nuklir, beberapa hari sebelum sanksi internasional kemungkinan diberlakukan kembali atas program nuklirnya.

Iran, yang berada di bawah sanksi terkait pengayaan uranium, merupakan produsen minyak mentah terbesar ketiga OPEC pada 2024 setelah Arab Saudi dan Irak.

Chevron membatasi ekspor minyak dari Venezuela karena masalah izin AS, yang turut memperkuat sentimen bullish jangka pendek di pasar.

Harga minyak tetap naik meski ada kabar delapan perusahaan minyak internasional yang beroperasi di Kurdistan Irak mencapai kesepakatan prinsip dengan pemerintah federal dan pemerintah daerah Kurdi untuk melanjutkan ekspor minyak.

Irak merupakan produsen minyak mentah terbesar kedua di OPEC pada 2024 menurut data energi AS. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement