Katalis juga datang dari lonjakan nilai dolar dalam empat sesi beruntun. Greenback yang kuat dikhawatirkan akan mengurangi permintaan minyak mentah karena membuatnya lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain.
Lebih jauh, kenaikan kasus Covid-19 di China selaku konsumen utama minyak dunia juga membebani pasar. Pembatasan mobilitas membuat permintaan bahan bakar di Negeri Tirai Bambu menjadi terganggu.
Di tengah kegamangan itu, sanksi Uni Eropa terhadap pasokan minyak Rusia juga menjadi perhatian pasar mengingat embargo itu akan berlaku mulai Desember mendatang.
"Masalah pasokan tetap ada karena sanksi terhadap Rusia, terutama ketika Uni Eropa melarang impor minyak Rusia menjelang akhir tahun," kata analis CMC Markets Tina Teng.
Sanksi Uni Eropa terhadap minyak mentah dan produk minyak Rusia akan berlaku masing-masing pada bulan Desember dan Februari. UE juga memberikan persetujuan akhir untuk serangkaian sanksi baru terhadap Rusia termasuk pembatasan harga atas ekspor minyak Rusia. (RRD)