IDXChannel - Harga minyak mentah dunia kembali menguat pada perdagangan Rabu pagi (1/12/2021) setelah penurunan tajam di sesi sebelumnya menjelang pertemuan para produsen utama minyak global untuk membahas persiapan menghadapi ancaman permintaan bahan bakar di tengah penyebaran virus baru varian Omicron.
Hingga pukul 10:52 WIB, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,1%, menjadi USD67,62 per barel, setelah turun 3,9% pada hari Selasa.
Minyak mentah berjangka Brent naik 2,3 % seharga USD70,82 per barel, usai merosot 5,4% kemarin.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) akan bertemu pada Rabu (1/12) sehari sebelum pertemuan dengan sekutunya (OPEC+) yakni Rusia yang dijadwalkan pada keesokan hari, Kamis (2/12).
Sejumlah analis memperkirakan OPEC+ akan menghentikan rencana untuk menambah pasokan 400.000 barel per hari pada Januari 2022 untuk mengantisipasi risiko permintaan yang timbul dari pembatasan perjalanan dalam rangka mengendalikan penyebaran varian Omicron.
"Pasar masih terus mencari tanda-tanda dampak Omicron pada permintaan minyak," kata analis komoditas ANZ Research dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Rabu (1/12/2021).
Analis menyebut apabila OPEC+ setuju untuk melanjutkan rencana peningkatan pasokan pada Januari, produsen dinilai masih kesulitan untuk menambahkan produksi dengan jumlah yang disepakati tersebut.
Sebuah survei dari Reuters mencatat bahwa OPEC memompa 27,74 juta barel per hari pada November 2021, atau naik 220.000 barel per hari dari bulan sebelumnya. Namun, angka tersebut masih berada di bawah target peningkatan 254.000 barel per hari yang diizinkan untuk anggota OPEC di bawah perjanjian OPEC+.
Sementara, data American Petroleum Institute menunjukkan stok minyak mentah AS turun 747.000 barel per 26 November 2021, yang merupakan penurunan lebih kecil dari yang diharapkan.
Analis Reuters memperkirakan stok minyak mentah AS bakal turun sekitar 1,2 juta barel. Pada saat yang sama, persediaan bensin naik 2,2 juta barel dari perkiraan sebelumnya yang menunjukkan stagnan. Sementara stok sulingan naik 789.000 barel, yang merupakan peningkatan lebih besar dari ekspektasi pasar. (NDA)