Rubel terus berada dalam tren melemah sepanjang tahun akibat serangkaian sanksi Barat. Risiko pendapatan ekspor yang lebih rendah dan biaya reorientasi pasokan bahan mentah ke timur berdampak pada nilai tukar rubel.
Rubel turun 12 persen terhadap dolar tahun ini. Mata uang tersebut turun hamper 22 persen sejak Barat memberlakukan batas atas harga minyak Rusia pada 5 Desember.
“Penurunan rubel bisa meningkat tajam, jika angka resistensi 80 ditembus,” kata Alexei Antonov dari Alor Broker.
(WHY)