“Kabar bahwa Chevron bisa kembali beroperasi di Venezuela dan memulai produksi lagi langsung membuat pasar kehilangan momentumnya,” kata partner di Again Capital LLC, John Kilduff, dikutip Reuters.
Namun Kilduff menambahkan, pasar tidak memperkirakan pemerintahan Trump membuka peluang serupa bagi perusahaan minyak AS lainnya. “Ini kasus unik yang hanya sekali terjadi,” ujarnya.
Harga minyak kembali menguat menjelang penutupan setelah muncul kabar Rusia berencana memangkas ekspor bensin ke luar negeri, kecuali ke beberapa sekutu dan negara seperti Mongolia yang memiliki kesepakatan pasokan.
“Langkah Rusia memangkas ekspor bensin memberi sentimen positif ke pasar,” ujar analis senior di Price Futures Group, Phil Flynn.
“Pasar memang sedang mencari alasan untuk naik,” imbuh Flynn.
Sentimen positif juga datang dari laporan penurunan stok minyak mentah AS dan harapan tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa yang dapat menurunkan tarif perdagangan.