Bahkan jika ketegangan Timur Tengah mereda dalam beberapa hari ke depan, harga minyak diperkirakan tidak kembali ke kisaran rendah USD60 seperti sebulan lalu, kata analis senior Price Futures Group, Phil Flynn. “Saya pikir konflik ini membuat pasar keluar dari zona nyamannya,” ujar Flynn. “Selama ini pasar terlalu meremehkan risiko geopolitik.”
Namun, DBRS Morningstar dalam catatannya Kamis menyebut lonjakan harga minyak kemungkinan hanya bersifat sementara. Kenaikan harga minyak akan memperburuk tekanan terhadap ekonomi global yang sudah terdampak tarif, sehingga jika konflik mereda, premi perang akan menguap dan harga akan kembali turun.
Sementara itu, pejabat tinggi energi Rusia menyatakan OPEC+ sebaiknya tetap melanjutkan rencana peningkatan produksi, mengingat permintaan yang meningkat di musim panas. Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan dalam forum ekonomi di St. Petersburg bahwa OPEC+ perlu mengeksekusi rencananya dengan tenang dan tidak menakuti pasar dengan proyeksi yang berlebihan. (Aldo Fernando)