Analis UBS Giovanni Staunovo menyebut, serangan terhadap terminal ekspor CPC ikut mengangkat harga minyak. Serangan itu terjadi ketika Ukraina meningkatkan operasi militernya di Laut Hitam dan menghantam dua kapal tanker yang menuju Novorossiysk.
Sementara itu, OPEC dan sekutunya sebelumnya sepakat untuk melakukan jeda pada awal November, memperlambat upaya merebut kembali pangsa pasar di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan. Analis senior LSEG Anh Pham mengatakan pasar merespons positif keputusan tersebut.
“Selama ini narasinya selalu soal kelebihan pasokan. Jadi keputusan OPEC+ untuk mempertahankan target produksi memberi napas lega dan membantu menstabilkan ekspektasi pertumbuhan pasokan dalam beberapa bulan mendatang,” ujarnya.
Harga Brent dan WTI ditutup melemah pada Jumat untuk bulan keempat berturut-turut—rangkaian penurunan terpanjang sejak 2023—terimbas ekspektasi meningkatnya pasokan global.
Pada Sabtu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa wilayah udara di atas dan sekitar Venezuela harus dianggap ditutup, memicu ketidakpastian baru di pasar minyak mengingat negara Amerika Selatan itu merupakan produsen besar.