Angka tersebut kurang dari yang diharapkan dari perkiraan 1,5 juta barel, sebagaimana diproyeksikan analis. Pemerintah AS akan merilis angka mingguan terbarunya hari ini Kamis (29/12/2022).
Tolok ukur harga minyak dunia itu juga sedang diterpa ekspektasi kenaikan suku bunga pada tahun depan mengingat Federal Reserve tetap bersikeras untuk menahan gejolak inflasi meskipun risikonya adalah perlambatan ekonomi alias resesi.
Kendati demikian, penurunan harga dimungkinkan akan terbatas karena sentimen pemulihan ekonomi di China dan pemangkasan ekspor minyak dari Rusia akan mendongkrak harga kembali, dilansir Reuters, Kamis (29/12/2022).
Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin akan melarang ekspor minyak mentah dan produk minyak mulai 1 Februari 2023 selama lima bulan ke negara-negara yang memberlakukan sanksi terhadap harga jual Moskow.
(DES)