Ini tercermin dari data terbaru PMI Manufaktur NBS resmi China yang secara tak terduga turun menjadi 49,5 pada Mei 2024 dari 50,4 pada bulan sebelumnya.
Angka ini meleset dari perkiraan pasar yang memperkirakan ekspansi sebesar 50,5. Hal ini menandai kontraksi pertama dalam aktivitas pabrik sejak bulan Februari, karena pesanan baru kembali mengalami kontraksi (49,6 vs 51,1 pada April) sementara output tumbuh melemah (50,8 vs 52,9).
Pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) yang akan datang juga menjadi fokus investor, di mana kartel tersebut kemungkinan diprediksi akan memperpanjang pengurangan produksi hingga melewati batas waktu akhir Juni mendatang.
Kedua kontrak minyak berjangka tersebut diperkirakan akan turun masing-masing hampir 5 persen pada Mei, di tengah kekhawatiran yang terus-menerus atas lesunya permintaan tahun ini.
Persediaan minyak AS dilaporkan mengalami penurunan yang lebih besar dari perkiraan dalam minggu yang berakhir 24 Mei, yaitu hampir 4,2 juta barel dibandingkan ekspektasi 1,6 juta barel.