Sementara itu, dolar AS bertahan di dekat level tertinggi tiga bulan terhadap mata uang utama lainnya, membuat harga komoditas yang dihargakan dalam dolar, termasuk minyak, menjadi lebih mahal bagi pembeli non-AS.
Sumber Reuters menyebut Arab Saudi, eksportir minyak terbesar dunia, kemungkinan menurunkan harga jual minyak mentah untuk pembeli Asia pada Desember ke level terendah dalam beberapa bulan, memberi sinyal pasar yang cenderung bearish.
Harga minyak juga tertekan setelah survei resmi menunjukkan aktivitas manufaktur China menyusut selama tujuh bulan berturut-turut pada Oktober.
Sepanjang Oktober, harga Brent dan WTI turun lebih dari 2 persen, seiring peningkatan produksi dari negara-negara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non-OPEC.
Tambahan pasokan ini juga diperkirakan meredam dampak sanksi Barat yang mengganggu ekspor minyak Rusia ke dua pembeli utamanya, China dan India.